Pada ayat ini ada lima poin penting yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni :
1. Ketegasan terhadap kaum kafir, yaiitu orang atau sekelompok orang
yang menuebarkan kebencian kepada kaum beriman, dalam bentuk lahiriah,
seperti mengganggu, menghlangi, dan memerangi langkah-langkah umat
Islam. Selama 10 tahun periode dakwah di Madinah, Nabi Muhammad harus
berperang sebanyak 27 kali karena diganggu secara lahriah. Secara
batiiah gangguan juga muncul dalam bentuk pemikiran dan kebudayaan yang
menjauhkan umat Islam dari ajaran Allah.
2. Saling mengasihi dengan sesame Muslim. Menjalin kerjasama erat,
membina kekohan ukhuwah, ibarat satu tubuh yang harsmonis, seia sekata
dalam suka dan derita dana tolong menolong di dalam kebajikan dan
ketakwaan.
3. Ruku dan Sujud. Tunduk dan patuh melalui kepemimpinan yang jujur
dalam membimbing umat, keluarga, dan dalam menjalankan roda kehidupan
sehari-hari. Ruku dan sujud bukan hanya saat salat, tetapi tercermin
pada kegiatan social.
4. mencari karunia Alah dan keridlaan-Nya dalam setiap gerak dan
lagkah, dalam berpikir, dan bertindak. Semua gerak dan langkah tidak
terlepas dari hokum Allah serta petunjuk Rasulullah. Aturan yang
sekiranya menjauhkan dari keridlaan Allah sedapat mungkin disingkirkan.
5. Menampakkan tanda-tanda sujud. Bukan hanya garis atau bulatan
hitam di dahi, melainkan langkah dan perbuatan benar-benar menunjukkan
wujud kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT.
Momentum peringatan Maulid Nabi sekaligus bisa digunakan untuk
melakukan interospeksi diri, apakah lima point keteladanan Nabi Muhammad
sduah dilaksanakan atau belum. Sudahkah kita tegas terhadap siapa saja
yang menghalangi pelaksanaan hokum Islam sbagai rahmatan lil alamin?
Ikut terjun melawan hawa nafsu atau malah sebaliknya kita mudah terbujuk
oleh ajakan untuk menolak ajaran Allah?
Selain itu, apakah kita juga mampu mempertahankan ukhuwah Islamiyah,
atau malah sebaliknya suka memusuhi sesama umat Islam, dengan berbagai
alasan? Jangan sampaoi kita malah lebih banyak bergaul dengan
musuh-musuh Islam? Mengecam keunggulan dan kejayaan umat Islam agar
runtuh dan hancur, seringkali tidak sengaja dilakukan.. Hal ini harus
menjadi introspeksi pada hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tentu saja pertanyaan jug diarahkan kepada kita, apakah sudah ruku
dan sujud dengan aturan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Sejauh mana
kepatuhan kita terhadap aturan Allah. Jangan-jangan kita malah lebih
patuh pada aturan kelompok, negara atau para pejabat yang belum tentu
sejalan dengan aturan Allah.
Sudahkah kita mampu menunjukkan tanda-tanda sujud kita di dalam
kehidupan sehari-hari. Salat mencegah kerusakan dan kemungkaran akhlak
dan akidah. Atau malah kita terjerembab ke dalam kubangan kemaksatan,
walaupun salat kita dilakukan dengan baik, dan ditunjukkan dengan bercak
hitan di dahi. Demikian pula apakah puasa yang kita lakukan juga
memberikan pengaruh pada kemurahan dan kedermawanan? Atau malah hanya
membawa kita kepada ujub, riya, dan takabur? Demikian pula ibadah haji
yang dilakukan, sudahkah mengubah perilaku sehari-hari dan membawa pada
ketreguhan tauhid Islam?
Beberapa hal di atas sudah sepantasnya menjadi bahan renungan pada
Maulid Nabi Muhammad. Jangan hanya melakukan upacara tanpa makna,
sehingga apa yang dilakukan hanya sebatas fisik, tanpa membawa perubahan
dalam pola piker dan bertindak. Mari kita lakukan introspeksi dan
meneguhkan semangat untuk memperbaiki keimanan dan ketakwaan kita kepada
ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar